Penasihat DWP Kemenag Tekankan Pentingnya Kolaborasi Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Anak
By Admin
nusakini.com, - Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Agama, Helmi Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa tumbuh kembang pendidikan anak bermula dari didikan orang tua yang diteruskan para guru.Untuk itu, kolaborasi orang tua dan guru sangat penting untuk kemajuan pendidikan anak bangsa.
Hal ini disampaikan Helmi Nasaruddin Umar pada Pembinaan dan Seminar Kesehatan yang mengusung tema 'Mewujudkan Perawatan Telinga dan Pendengaran bagi Semua Orang' di Auditorium Majeng, Jawa Tengah, Rabu (26/2/2025).
Ada tiga hal yang disampaikan Helmi Nasaruddin Umar terkait program DWP Kemenag di bidang pendidikan anak. Pertama, kepedulian dan perhatian terhadap penyandang disabilitas
"Mereka yang berkebutuhan khusus (disabilitas) jangan dianggap sepele. Justru mereka memiliki kelebihan. Sebab, jalan lurus membentang menuju syurga bagi orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus," ujarnya.
"Mereka berhak mendapatkan hak yang sama. DWP Kemenag harus mendorong aktif dalam mendukung program-program pemerintah tehadap anak-anak disabilitas," kata Helmi Nasaruddin Umar.
Kedua, menjaga kesehatan alat pendengaran. Semua yang hadir di sini harus terus dapat menjaga pendengarannya, dan terus menjaga alat pendengaran anak-anak generasi bangsa.
Ketiga, Pendidikan Anak Usia Dini. Masa usia dini adalah cerminan masa emas di masa depan. Untuk itu, para ibu DWP Kemenag diajak untuk terus memajukan pendidikan anak. "Jangan membebankan seluruh tanggung jawab pendidikan anak kepada guru-guru di sekolah," tuturnya.
"Anak-anak berangkat dari rumah harus sudah memiliki kepercayaan diri untuk belajar dengan baik. Semua itu dididik orangtua masing-masing saat di rumah. Kita selaku orang tua harus terus belajar, meningkatkan kapasitas diri agar terlihat dampak nyata di tengah masyarakat secara luas. Dengan semangat kebersamaan mari terus berkontribusi dalam pembangunan di masyarakat," sambungnya.
Ketua Forum Pendidik Madrasah Inklusif (FPMI) Pusat, Supriyono menyampaikan apresiasi terhadap DWP Kemenag yang telah memberikan dukungan penuh terhadap pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus (inklusif) di madrasah.
"Saat ini terdapat 83 Madrasah Inklusi di Jawa Tengah dengan 458 Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK), termasuk 9 anak tuli. Kami berharap ke depan akan ada kerja sama yang lebih erat antara DWP Kemenag di semua tingkatan, PERHATI Jawa Tengah, dan FPMI, sehingga layanan pendidikan dan lingkungan inklusif semakin berkembang dan lebih baik lagi," kata Supriyono.
Pada kesempatan ini juga dikukuhkan Ketua DWP Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, Ade Komaria Saiful Mujab, sebagai Bunda Inklusi. Para Ketua DWP Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah sebagai Bunda RA, Bunda Inklusi, dan Duta Pendengaran.
Dengan pengukuhan ini, diharapkan seluruh Ketua DWP di tingkat provinsi dan kabupaten/kota semakin berperan aktif dalam mendukung kebijakan inklusif, baik di sektor pendidikan maupun dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan pendengaran.
Tampak hadir, Kakanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, Saiful Mujab dan jajaran, Ketua Forum Pendidik Madrasah Inklusif (FPMI) Pusat, Supriyono, perwakilan Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Provinsi Jawa Tengah dan tamu undangan lainnya. (*)